BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerpen atau cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi cerita peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut terdapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan sehingga kehadirannya hanya sekedar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada satu peristiwa yang menjadi pokok ceritanya.
Ukuran fisik secara nyata akan panjang pendeknya sebuah cerpen memang tidak ada, akan tetapi “Sebuah cerita yang memakan seratus halaman tentu bukan sebuah cerpen”, demikian kata H. B. Jassin (dalam Suroto, 1990:18). Ukuran yang dipergunakan hanyalah kesingkatan dan kepadatan ceritanya serta penonjolan satu peristiwa yang benar-benar dianggap penting oleh pengarangnya. Dengan kata lain apa yang hendak disampaikan pengarang lewat cerpennya benar-benar terasa.
Sebagai karya sastra cerpen memiliki fungsi untuk menyampaikan nilai budaya, nilai religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai pendidikan. Dalam sebuah cerpen dapat dilihat pandangan pengarang terhadap suatu masalah. Selain itu, cerpen juga sebagai salah satu hiburan bagi pembaca. Oleh karena itu, cerpen layak untuk dikonsumsi sebagai sesuatu yang dapat dinikmati dan disikapi secara positif dan wajar dalam kehidupan.
Apresiasi terhadap karya sastra adalah upaya atau proses menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara kritis, sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, dan kepekaan pikiran yang baik terhadap karya sastra terutama cerpen. Kegiatan mengapresiasi cerpen sangat banyak keuntungannya bagi siswa. Pertama sekali cerpen banyak kita temui diberbagai majalah atau surat kabar sehingga mudah kita dapatkan. Di samping itu, cerpen tidak terlalu panjang sehingga tidak membebani siswa untuk membiasakan diri menikmati suatu karya sastra (yang bermutu tentu saja). Oleh karena itu, dapat diajarkan atau dilatih dalam waktu yang cukup pendek, misalnya dalam satu jam pelajaran. Selain itu, pembacaan sebuah cerpen yang baik dan menarik akan menghibur siswa yang telah jenuh dengan berbagai kegiatan belaka. Katakanlah sebagai selingan. Dan dengan cara itu, pelajaran bahasa Indonesia akan terasa menyenangkan.
Dari gambaran di atas, dapatlah ditegaskan bahwa apresiasi cerpen sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Perlu disadari bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidaklah mudah. Banyak faktor penghambatnya. Namun, hambatan-hambatan tersebut sering diabaikan orang.
Pengajaran apresiasi karya sastra di SMA/MA disesuaikan dengan jenjang kelas dan kurikulum yang berlaku. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) pada jenjang kelas II tercantum standar kompetensi yaitu memahami pembacaan cerpen. Kompetensi dasarnya (1) mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan, (2) Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan. Agar kegiatan pengapresiasian cerpen dapat terlaksana di sekolah-sekolah dengan baik, ditetapkanlah pengajaran cerpen sebagai bagian dari pengajaran sastra. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menganalisis unsur-unsur yang membangun cerpen.
Penelitian ini penting dilakukan karena mengingat kemampuan apresiasi cerpen sangat menunjang keberhasilan siswa memahami cerpen. Adapun dasar pemikiran penulis mengadakan penelitian ini, yaitu seseorang yang menguasai teori tentang cerpen dengan baik belum tentu ia mampu mengapresiasikan cerpen dengan baik pula. Oleh karena itu, penulis meneliti kemampuan mengapresiasikan cerpen, khususnya cerpen “Perempuan Berbibir Kupu-kupu” pada siswa MAN Model Banda Aceh. Yang mendorong penulis memilih MAN Model Banda Aceh sebagai tempat pengambilan data penelitian ini ialah adanya kenyataan bahwa MAN tersebut termasuk ke dalam MAN favorit dalam Kota Banda Aceh.
1.2 Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa kelas II MAN Model Banda Aceh mengapresiasi unsur-unsur intrinsik cerpen Perempuan Berbibir Kupu-kupu karya Erwan Juhara, khususnya yang berkenaan dengan (a) tema, (b) alur cerita, (c) penokohan, (d) amanat, (e) sudut pandang, (f) latar, dan (g) gaya bahasa.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan siswa kelas II MAN Model Banda Aceh mengapresiasi unsur-unsur intrinsik cerpen Perempuan Berbibir Kupu-kupu karya Erwan Juhara, khususnya yang berkenaan dengan (a) tema, (b) alur cerita, (c) penokohan, (d) amanat, (e) sudut pandang, (f) latar, dan (g) gaya bahasa.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk hal-hal berikut ini:
(1) untuk menambah wawasan siswa terhadap apresiasi cerpen,
(2) bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran cerpen,
(3) bahan masukan bagi penyelenggara pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia, dan
(4) bahan masukan atau bahan perbandingan bagi peneliti yang lain.
1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
(1) Pengajaran teori apresiasi cerpen di kelas II MAN Model Banda Aceh telah dilaksanakan berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi.
(2) Siswa kelas II MAN Model Banda Aceh sudah mempelajari unsur-unsur intrinsik karya sastra.
(3) Penguasaan teori cerpen oleh siswa secara baik akan membantu siswa tersebut dalam mengapresiasikan cerpen.
1.6 Hipotesis
Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas II MAN Model Banda Aceh dalam mengapresiasi cerpen Perempuan Berbibir Kupu-kupu karya Erwan Juhara berada dalam kategori baik.
1.7 Populasi dan Sampel Penelitian
1.7.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MAN Model Banda Aceh tahun pelajaran 2007/2008. Siswa terdiri atas 9 kelas dengan rincian yaitu: kelas II.IPA.1 34 orang, II.IPA.2 34 orang, II.IPA.3 34 orang, II.IPA.4 36 orang, II.IPA.5 36 orang, II.IPS.1 26 orang, II.IPS.2 26 orang, II.IPS.3 25 orang, II.MAK 21 orang. Jadi jumlah seluruh siswa 272 orang.
1.7.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa kelas II MAN Model Banda Aceh tahun ajaran 2007/2008. Penetapan sampel dilakukan dengan berpedoman pada Suharsimi Arikunto (1998: 120) yaitu: “Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10 % - 15 %, 20 % - 25 % atau lebih.
Untuk menentukan sampel penulis menggunakan teknik random sampling, yaitu mengambil secara acak. Penelitian ini mengambil sampel 13 % dengan jumlah siswa 34 siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini, jumlah 34 siswa diambil dari kelas II.IPA.3 saja.
1.8 Metode dan Teknik Penelitian
1.8.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penggunaan metode ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan kemampuan siswa kelas II MAN Model Banda Aceh mengapresiasi cerpen Perempuan Berbibir Kupu-kupu karya Erwan Juhara. Dengan metode tersebut penulis mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.
1.8.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Materi tes disesuaikan dengan materi pembelajaran apresiasi bahasa dan sastra Indonesia untuk SMU menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Materi tes diambil dari cerpen yang diteliti yaitu, cerpen Perempuan Berbibir Kupu-kupu karya Erwan Juhara. Siswa diberi waktu satu jam untuk membaca cerpen tersebut. Kemudian siswa diminta untuk menjawab soal yang terdiri atas 20 butir soal pilihan ganda dan 6 butir soal essai. Setiap soal pilihan ganda diberi bobot 2, sedangkan soal essay diberi bobot 10 sehingga nilai tertinggi yang mungkin diperoleh siswa adalah 100. seandainya dalam menjawab soal pilihan ganda salah, nilainya nihil (0), sedangkan dalam soal essay jika jawabannya benar nilainya 10, mendekati (hampir benar) nilainya 8, menjawab setengah nilainya 6, hanya mengarah saja nilainya 4, menjawab tetapi tidak benar jawabannya 2 karena mempertimbangkan siswa sudah berusaha untuk menjawab, dan tidak menjawab nilainya 0.